Friday, September 21, 2012

Jujur Itu Wajib

Untuk sukses dalam jangka panjang, orang perlu memiliki integritas. Bagian penting dari integritas adalah kejujuran. Namun sering justru inilah yang membuat orang kesulitan, karena ia tidak memiliki kejujuran. Manusia adalah mahluk yang paling pandai mencari pembenaran untuk menenangkan perasaan hatinya. Namun jika hidup dalam bayang-bayang alasan dalam pembenaran semu dalam benaknya, maka yang terjadi adalah ketidak-puasan hidup dan miskin akan pencapaian. Begitu ada hal yang tidak berjalan, begitu mengalami kegagalan, begitu mengalami hal yang tidak menyenangkan diri, maka pikiran manusia mulai mencari alasan dan pembenaran untuk menghibur diri. Dan itu sebenarnya adalah sebuah kebohongan.

Hidup Perlu Teladan

Ada seorang berkebangsaan Kanada yang bernama Charles Boudin. Ia pernah berjalan di atas seutas kawat 340 meter, yang direntangkan dari satu bukit ke bukit lainnya sementara di bawahnya jurang dengan sungai berarus deras. Hanya dengan tongkat seberat 18 kg dan panjangnya 18 m, dia menjaga keseimbangan tubuhnya saat berjalan di atas kawat. Semua orang yang menyaksikan peristiwa itu menahan nafas, karena itu merupakan pertunjukan yang mencekam. Resikonya kalau dia salah langkah, salah perhitungan, terpeleset akan mati, karena ia tidak menyediakan jaring pengaman (safety net), artinya kalau ia jatuh, maka ia akan mati. Tetapi luar biasa, Charles bisa melakukannya dengan baik. Ia bisa mencapai bukit yang satunya sejauh 340 meter dengan selamat. Ketika ia sampai di bukit itu, ia menantang para penonton yang ada di situ.

Thursday, September 20, 2012

Minta Maaf Yang Bijak

Terkadang orang-orang merasa sangat menyesal atas apa yang telah mereka lakukan terhadap orang lain, namun sulit untuk mengungkapkannya. Cara berikut memerlukan waktu lima menit dan hampir selalu berhasil.

Bersungguh-sungguh
Jangan mencoba untuk melupakan kesalahan Anda dengan sebuah alasan atau permohonan maaf yang lemah. Anda hanya akan menjadikan kesalahan semakin buruk.

Jadi, jangan katakan “Itu bukan hal yang besar,” “Saya tidak bermaksud melakukannya,” atau “Anda terlalu berlebihan”. Sebaliknya, katakanlah “Saya telah membuat kesalahan besar,” “Seharusnya saya tidak melakukannya,” atau “Saya seharusnya tahu mana yang benar.”

Wednesday, September 19, 2012

Perayaan HUT RI Di Kampungku

Etika Bertamu

Etika bertamu membentuk suatu aspek penting dalam cara hidup yang Islami dan membuktikan bahwa Islam menekankan hak-hak azasi manusia serta keadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Mengabaikan atau menyepelekan etika ini berarti mengganggu privasi seseorang dan bahkan bisa menakut-nakuti mereka. Islam berarti damai dalam segala fase dan bentuk kehidupan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami petunjuk Allah SWT supaya bisa memelihara kedamaian di dalam masyarakat. 

Jaga Panca Indera

Seperti Tanda-tanda (ciptaan) Allah SWT lainnya, kita jarang mencoba merenungkan betapa pentingnya telinga dan mata kita. Al Mulk 23

Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.

Bagaimanakah cara kedua alat indera ini diciptakan? Apa yang mungkin terjadi bila kita kehilangan karunia ini? Bagaimana kita memanfaatkan telinga dan mata kita? Apakah akan ada pertanggungjawaban bila kita menyalahgunakannya? Banyak pertanyaan sederhana tetapi penting timbul di dalam benak kita.

Menghormati Orang Tua

Semua agama dan kebudayaan setuju dalam hal keharusan memperlakukan Ibu-Bapak dengan hormat. Tetapi pendekatan Al Qur’an adalah unik. Ketika Allah SWT mengingatkan manusia untuk mematuhiNya dan memujaNya, biasanya diikuti dengan petunjuk untuk mematuhi dan menghormati Ibu-Bapak. Sebagai contoh dalam Luqman 14

Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang Ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Kita tidak boleh lupa bahwa mematuhi hak-hak Allah SWT adalah wajib, hak-hak manusia juga harus diperhatikan. Tetapi dari semua manusia, hak-hak Ibu-Bapak adalah yang terpenting. Al Ahqaf 15 – 18

Cintaku Sederhana

Cintaku sederhana, dalam kesederhanaan
Cintaku tak berkobar-kobar penuh nafsu
Cintaku sederhana, dalam keterbatasan
Cintaku tak menggebu-gebu laksana cinta yang semu
bergelora di awal namun redup di tengah perjalanan
Cintaku sederhana, namun sanggup mencintaimu apa adanya
Cintaku sederhana, namun mampu menyayangimu tulus
Cintaku sederhana, namun hadir saat kau terjatuh
Cintaku sederhana, namun ada saat kau terluka
Cintaku sederhana, namun diikat dengan setia
Cintaku sederhana,
namun terukir di hati yang mulus
Cintaku penajam imanku
Cintaku penebal keyakinanku
Cintaku penawar hati dari kelelahan dunia
Cintaku sederhana
baik dalam memberi dan menerima
Aku mencintaimu sederhana
bersama restu-Nya, menuju kepada Dia
dengan seadanya..

Tuesday, September 18, 2012

Sombong Itu Merugikan

Apabila kita tidak  berilmu, kita harus mengamalkan sifat merendahkan diri untuk belajar. Kita tidak boleh menjadi orang sombong, kerana dengan kesombongan itu, kita akan menjadi orang bodoh. Sekalipun seseorang itu mempunyai ilmu yang mencapai tahap ijazah kedoktoran (PhD), jika dia sombong,  ijazah kedoktorannya itu tidak akan menjadikan  dia lebih bijaksana. Hal  ini  kerana,  orang sombong dengan ilmunya  tidak akan suka ditegur dan dibetulkan. Dia  merasakan dirinya sentiasa benar dalam semua perkara. Maka jika dia tersalah, dia akan kekal dalam kesalahan itu. Dia juga tidak suka menadah ilmu daripada orang yang dirasakannya lebih rendah tahap ilmunya. Maka ilmunya tidak akan meningkat dan berkembang, tetapi akan beku atau hanya menjurus pada satu-satu bidang yang dia pakar sahaja.

Lain halnya dengan ahli ilmu yang tawaduk atau merendah diri. Seorang yang tawaduk akan sanggup menadah ilmu daripada siapa saja. Dia juga rela ditegur dan dikritik. Kepada orang yang merendah diri, Allah akan berikan padanya hati yang lapang, fikiran yang cerdas dan perasaan yang tenang untuk mendapat ilmu yang banyak.

Ilmu akan meninggikan darjat seseorang di sisi Allah dan manusia tetapi dengan syarat, orang itu merendah diri. Namun sekiranya dia  angkuh, tunggulah, ilmu itu yang akan menghenyaknya ke bawah. Ingatlah, rasa tidak berilmu adalah pakaian peribadi orang yang benar-benar berilmu. 

Sumber : Nota Fikir untuk Zikir (Pahrol M Juoi)

Kata Mutiara Hari Ini

Seseorang itu dimuliakan bukanlah disebabkan oleh apa yang dimilikinya, tetapi kerana pengorbanannya untuk memberikan manfaat untuk orang lain.

Sesungguhnya pengorbanan itu bermaksud, usaha seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada penciptanya melalui amal perbuatannya yang ikhlas.

Jujur adalah sebuah pengorbanan yang tidak hanya membuat diri kita terhormat di mata orang lain tetapi lebih utama lagi, terhormat di sisi Allah.

Pejuang sejati boleh dilihat dari seberapa banyak pengorbanan yang diberikan.

Orang yang tidak mahu berkorban adalah orang yang menunjukkan kehinaan dirinya.

Ciri orang yang beriman adalah senantiasa rela berkorban untuk kepentingan umat.

Kesungguhan, kegigihan, keikhlasan dan pengorbanan adalah pilar-pilar cinta sejati.

Tunjukkan rasa cinta kita dengan berkorban kerana tidak ada cinta tanpa pengorbanan.

Allah membenci orang yang bersifat kikir kerana kekikiran itu akan menimbulkan kezaliman dan kedengkian.

Semakin orang itu mencintai apa yang dimilikinya semakin sulitlah dia berkorban untuk orang lain.

Jadilah manusia yang senantiasa mahu berkorban untuk sesama kerana itu menunjukkan kemuliaan akhlak.

Allah sangat mencintai orang-orang yang selalu ingin membahagiakan orang lain dengan apa yang dimilikinya.

Semakin seseorang itu banyak berkorban untuk orang lain, semakin mulialah dia di sisi Allah dan manusia.

Allah mencintai orang yang berkorban dengan harta dan jiwa untuk menegakkan kebenaran.

Allah sangat mencintai orang-orang yang berkorban untuk mendapatkan keredhaanNya, kerana itu menunjukkan cinta sejati pada Allah.