Bismillahirrohmaanirrahiim,,
Assalamu 'Alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh,,
Yaa Akhy dan Ukhty,,
Berapa ribu ayat al-Quran yang kita telah baca … berapa ratus hadits yang kita telusuri ,,, berapa kali kita dengar nasihat yang diberikan oleh ustadz dan ustadzah kita … Sepatutnya kita merenung sejenak ,,, Sudah sejauh mana kita mengamalkan apa yang telah kita dapat? Apakah kita hanya sebatas melihat dan mendengar tanpa mencoba untuk mengamalkan?
Ya Akhy dan Ukhty,,
firman Allah dalam surat Ash Shaff ayat 2 dan 3 tidak hanya menyampaikan pesan kepada orang yang mengatakan sesuatu kepada orang lain! Melainkan juga mengatakan sesuatu kepada dirinya, juga kepada Allah! Bukankah kita telah bersaksi,
Selagi kita masih bisa bernafas saat ini … Ketika kita masih mampu untuk berbuat ,,, Marilah kita manfaatkan kesempatan yang telah Allah berikan ini untuk mengamalkan apa-apa yang telah kita ketahui dan tetap istiqomah di jalan Allah.
Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali.
Assalamu 'Alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh,,
Yaa Akhy dan Ukhty,,
Berapa ribu ayat al-Quran yang kita telah baca … berapa ratus hadits yang kita telusuri ,,, berapa kali kita dengar nasihat yang diberikan oleh ustadz dan ustadzah kita … Sepatutnya kita merenung sejenak ,,, Sudah sejauh mana kita mengamalkan apa yang telah kita dapat? Apakah kita hanya sebatas melihat dan mendengar tanpa mencoba untuk mengamalkan?
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS Ash Shaff : 2-3)Berapa banyak takbir ‘Allahu Akbar’ – Allah Maha Besar – terucap saat kita sholat? Akan tetapi, betapa seringnya kita ‘mengecilkan’ Allah dalam kehidupan kita! Apakah kita lebih memilih untuk menyaksikan 30 menit extra time Liga Champions daripada melangkahkan kaki kita untuk sholat shubuh berjama’ah di masjid? Apakah kita lebih suka menghabiskan usia kita yang sebentar ini untuk menonton film-film Hollywood daripada menghafalkan Quran?
Ya Akhy dan Ukhty,,
firman Allah dalam surat Ash Shaff ayat 2 dan 3 tidak hanya menyampaikan pesan kepada orang yang mengatakan sesuatu kepada orang lain! Melainkan juga mengatakan sesuatu kepada dirinya, juga kepada Allah! Bukankah kita telah bersaksi,
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab: ‘Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi’. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).’” (Al A’raf : 172)Semoga rahmat dan ampunan Allah selalu tercurah kepada kita semua …
Selagi kita masih bisa bernafas saat ini … Ketika kita masih mampu untuk berbuat ,,, Marilah kita manfaatkan kesempatan yang telah Allah berikan ini untuk mengamalkan apa-apa yang telah kita ketahui dan tetap istiqomah di jalan Allah.
Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’.” (QS Fushilat: 30)Yang dimaksud dengan istiqomah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir, yaitu
- Istiqomah di atas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan Mujahid,
- Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Al Hasan dan Qotadah,
- Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul ‘Aliyah dan As Sudi.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. Al Ahqaf: 13-14)Ayat di atas menceritakan bahwa orang yang istiqomah dan teguh di atas tauhid dan ketaatan, maka malaikat pun akan memberi kabar gembira padanya ketika maut menjemput “Janganlah takut dan janganlah bersedih”. Mujahid, ‘Ikrimah, dan Zaid bin Aslam menafsirkan ayat tersebut: “Janganlah takut pada akhirat yang akan kalian hadapi dan janganlah bersedih dengan dunia yang kalian tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta dan tanggungan utang. Karena para malaikat nanti yang akan mengurusnya.” Begitu pula mereka diberi kabar gembira berupa surga yang dijanjikan. Dia akan mendapat berbagai macam kebaikan dan terlepas dari berbagai macam kejelekan.
“Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, "selain engkau"]. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah: ‘Aku beriman kepada Allah’, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.” Ibnu Rajab mengatakan, “Wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.”
Wallohu A'lam,,,
No comments:
Post a Comment