Bismillahirrahmanirrahiim...
Teruntuk engkau yang kelak menghalalkanku....
Duhai Cintaku...
Aku sudah menyiapkan cinta yang hebat dan tulus untukmu... Meski mungkin nantinya aku butuh waktu menyesuaikan diri untuk bisa memberikan cintaku yang hebat dan tulus ini...
Walaupun aku hanya bisa mencintaimu dengan sederhana, dengan segala keterbatasanku dan kekuranganku, namun aku tulus mencintaimu...
Setulus cinta penghapus pada sang pensil... Penghapus ingin selalu mendampingi sang pensil dan menghapus setiap salahnya... Meski penghapus sadar, tiap kali menghapus dirinya semakin mengecil dan kelak akan pergi meninggalkan sang pensil, namun ia tak peduli karena ia mencintai sang pensil... Kepergiaannya pun bukan karena kesetiaannya telah tiada lagi, melainkan kerena takdir yang menghendaki perpisahan itu...
Duhai Cintaku,
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...
Sesederhana pena sangat mencintai dan setia pada sang kertas..
Sang pena ini ingin menggoreskan mimpi-mimpi suci dengan tinta emas di oase samudera keridhaan Allah... Agar selalu abadi tersimpan di hati, dimana para malaikat mengepakkan sayap... Membawa terbang ke hadapan Ilaahi, merendahkan diri, menengadahkan tangan, dan berdoa agar cinta ini bermuara di surga cintaNya yang abadi...
Hari ini ku tuliskan cita-citaku untukmu, meski aku tak pernah tahu kapan surat ini akan ku berikan padamu untuk kau baca...
Hari ini ku goreskan mimpi-mimpi dan cita-cita yang ingin ku raih bersamamu, meski entah kapan dan dimana kita akan mewujudkannya...
Kapan dan dimanapun kita mewujudkannya nanti, semoga segalanya senantiasa berjalan dalam keridhaanNya... Aamiin
Teruntuk engkau yang kelak menghalalkanku....
Duhai Cintaku...
Aku sudah menyiapkan cinta yang hebat dan tulus untukmu... Meski mungkin nantinya aku butuh waktu menyesuaikan diri untuk bisa memberikan cintaku yang hebat dan tulus ini...
Walaupun aku hanya bisa mencintaimu dengan sederhana, dengan segala keterbatasanku dan kekuranganku, namun aku tulus mencintaimu...
Setulus cinta penghapus pada sang pensil... Penghapus ingin selalu mendampingi sang pensil dan menghapus setiap salahnya... Meski penghapus sadar, tiap kali menghapus dirinya semakin mengecil dan kelak akan pergi meninggalkan sang pensil, namun ia tak peduli karena ia mencintai sang pensil... Kepergiaannya pun bukan karena kesetiaannya telah tiada lagi, melainkan kerena takdir yang menghendaki perpisahan itu...
Duhai Cintaku,
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...
Sesederhana pena sangat mencintai dan setia pada sang kertas..
Sang pena ini ingin menggoreskan mimpi-mimpi suci dengan tinta emas di oase samudera keridhaan Allah... Agar selalu abadi tersimpan di hati, dimana para malaikat mengepakkan sayap... Membawa terbang ke hadapan Ilaahi, merendahkan diri, menengadahkan tangan, dan berdoa agar cinta ini bermuara di surga cintaNya yang abadi...
Hari ini ku tuliskan cita-citaku untukmu, meski aku tak pernah tahu kapan surat ini akan ku berikan padamu untuk kau baca...
Hari ini ku goreskan mimpi-mimpi dan cita-cita yang ingin ku raih bersamamu, meski entah kapan dan dimana kita akan mewujudkannya...
Kapan dan dimanapun kita mewujudkannya nanti, semoga segalanya senantiasa berjalan dalam keridhaanNya... Aamiin
No comments:
Post a Comment